Kamis, 26 Juni 2014

Melirik Pantun Banjar

Oleh : Arsyad Indradi 

Masyarakat Banjar tempo dulu (bahari) sangat gemar berpantun sampai sekarang ini. Yang lebih menggembirakan bukan saja orang – orang tua tetapi juga kaula muda Tanah Banjar masih tetap menggemari pantun bahkan akan tetap melestarikannya. 

Struktur pantun Banjar seperti halnya pantun Indonesia lama atau pantun Melayu yang bersetruktur : baris pertama dan kedua adalah sampiran, baris ketiga dan keempat adalah isi. Jumlah suku katanya baris pertama sama dengan baris ketiga dan baris kedua sama dengan baris keempat. Atau jika terjadi selisih suku katanya tidak lebih dari dua suku kata. Atau dari baris pertama, kedua, ketiga dan keempat sama jumlah suku katanya. Rima persajakan pada pantun Banjar ada yang berima (a),(b),(a),(b), ada pula yang berima (a),(a),(a),(a) dan (a),(a),(b),(b). 

Terkadang pantun Banjar ada yang unik, mirip dengan syair yakni baris – barisnya hampir tidak dapat dibedakan sampiran dan isi dan rima sajaknya (a),(a),(a),(a). Yang lebih unik lagi apabila pantun ini merupakan lirik dari lagu atau nyanyian yakni terjadi pengulangan baris sehingga menimbulkan bunyi dan irama yang harmonis. Demikian pula ada pantun lagu yang terdiri dari enam baris yang persajakannya (a),(b),(c),(a),(b),(c). 

 Pantun Banjar ada lima ragam :

 I. Ragam Pantun Banjar Biasa Seperti Pantun Agama, Pantun Adat Istiadat, Pantun Badatang, Baturai Pantun, Panglipur, Papujian, Balolocoan, Marista, Pantun Insyaf, Pantun Bacucupatian, Pantun Urang Anum, Pantun Kakanakan 
II. Ragam Pantun Banjar Pantun Tarasul
III. Ragam Pantun Banjar Sebagai Lirik Lagu atau Nyanyian
 IV. Ragam Pantun Banjar Sebagai Pengiring Tarian
 V. Ragam Pantun Wayahini

 I. Ragam – Ragam Pantun Banjar Biasa
 1. Pantun Agama
 Pantun agama ini merupakan pantun yang berisi tentang keagamaan (relegiusitas), tuntunan bagaimana  menjalankan syariat islam.

 Luruk banyu ka dalam bulanai
 Gasan mangurung si iwak patin
 Islam nitu agama nang damai
 Damai di lahir damai di batin

 2. Pantun Adat Istiadat
 Pantun Adat Istiadat ini adalah ragam pantun yang membimbing atau berupa nasihat agar bertingkahlaku, sopan santun, berahlak yang baik terhadap orang tua, pada seseorang baik terhadap yang muda mau pun yang tua, juga dalam tatanan bermasyarakat. 

Puhun gambir di dalam hutan
Andaknya di padang sabat
Amun bapandir lawan kuitan
Baucap nitu bagamat-gamat

 3. Pantun Badatang (meminang)
Pantun Badatang ini berisikan suatu tuntutan menagih janji berupa pinangan pria kepada pihak si perempuan. Kadang kala meminang ini terjadi berbalas pantun antara pihak pria dan pihak perempuannya.

 Pihak pria : 
Apa habar bayan manari
Katutut bajalan malam
Apa habar datang kamari
Manuntut janji samalam

Pihak perempuan : 
Katutut burung katutut
Katutut basaung buntut
Lamun ada judu manuntut
Urang tuha bisa mamatut

 4. Baturai Pantun
Pantun ini adalah pantun bersahut – sahutan atau berbalas pantun. Setelah istirahat melakukan panen padi atau juga kaula muda berkumpul – kumpul di rumah pengantin sebelum atau sesudah acara mempelai bersanding. Juga acara khusus baturai pantun disuatu tempat yang diselenggaran oleh panitia dalam rangka perayaan baik peringatan hari besar nasional mau pun daerah. Baturai pantun dilakukan baik sepasang atau berkelompok. ( Biasanya dimulai oleh seseorang dari penyelenggara ) 

Mamuai wanyi tangkainya runtun
Wanyi dipuai di atas gunung
Mari kita baturai pantun
Mahaur-haur hati nang bingung

 5. Pantun Panglipur
 Pantun ini berisikan suatu ujaran menghibur seseorang yang sedang gundah gulana atau memberikan  semangat dimana seseorang sedang berduka.

Itam-itam tampuk palawi
Kamuning luruh bunganya
Itam-itam lawan panggawi
Putih kuning apa gunanya

6. Pantun Papujian
Pantun ini berisikan pujian terhadap seseorang karena keelokan rupa atau baiknya tingkah laku.

Pulau Alalak malang malintang
Wadah Diang-Galuh mancari undang
Mata galak nangkaya bintang
Saparti amas hanyar dituang

7. Pantun Balolocoan
 Pantun Balolocoan adalah pantun berisikan kelucuan yang menjadikan tertawa.

Amas mirah intan sakerat
Kapal di laut gedung di darat
Mambuka pender pina harat
Tapih bakarut baju bajarat

8. Pantun Marista
Pantun ini berisikan gundah gulananya hati atau sesuatu yang membuat menjadi sedih dan duka. Demikian juga merasakan sudah garisan nasip.

Anak itik umanya angsa
Inya mancucur lumut di batu
Jangan ditilik urang babangsa
Tilik akan dagang piatu

9. Pantun Insyap
Pantun ini berisikan seseorang yang telah menyadari kesalahannya selama ini. Ia akan memperbaiki kesalahan itu.

Tuan haji baju babalah
Balinjang-linjang di luar kuta
Mangaji mamuji Allah
Sambahyang mambuang dusa

10. Pantun Bacucupatian
Pantun Bacucupatian adalah pantun tebak – tebakan atau bisa juga disebut pantun teka – teki.

Urak lampit tikarnya purun
Tikar diurak di lantai batu
Disambat naik tanapi turun
Ayu tangguh nangapa nitu

11. Pantun Urang Anum
Pantun ini berisikan cinta kasih muda mudi.

Ungut – ungut burung pialing
Ka Kandangan jalan ka Gambah
Ungut – ungut bapiragah garing
Karindangan supan bapadah

12. Pantun Kakanakan
Pantun kakanakan ini berisikan dunia anak – anak. Seperti sedang bermain dan bersenda gurau. Pantun yang merupakan bermain-main ini sering terdapat baris – baris yang unik. Keunikan ini di luar struktur yang pada umumnya. Disini terdapat persajakan dimana tersebar pada baris – barisnya. Pantun merupakan dendang menidurkan anak sudah lazim digunakan oleh orang-orang tua. Pantun kakanakan ini ada yang hanya terdiri dari dua baris. 

Ungga - ungga apung Apung sinali-nali
Talipat daun bakung Raja punai raja wali 

II. Ragam Pantun Banjar : Pantun Tarasul (Surat Tarasul)
Sesungguhnya pantun itu sangat mengasyikkan. Apalagi pada zaman dahulu di masyarakat Banjar (Kalsel) pantun sangat digemari. Biasanya orang yangdianggap berbudi bahasa yang baik adalah mereka yang pandai berpantun. Tapi di zaman sekarang ini, zaman modern atau zaman globalisasi ini pantun sudah mulai terdesak. Orang sudah tidak ingat lagi bahkan tak pernah tahu terutama generasi muda Banjar apa yang dinamakan “pantun tarasul “. Pantun Tarasul “ adalah suatu bentuk surat berpantun yang berisikan cinta asmara. Seorang pemuda yang jatuh cinta kepada seorang pemudi, maka ia akan mengutarakan isi hatinya dalam lembaran kertas bertulis sebagai pengganti dirinya untuk disampaikan kepada sang pujaan. Kertas itu biasanya berupa kertas yang memanjang dari 1 meter sampai 2 meter. Sekeliling kertas itu dilukis dengan beraneka bunga. Setiap bunga punya makna tersendiri, seperti bunga melati artinya suci, mawar berarti cinta yang tak berhingga, cempaka artinya tanda penghormatan, kenanga artinya sama-sama cinta. Bunga “ kenanga “ ini adalah sebagai jawaban surat tarasul dari sang pemudi tanda penerimaan cintanya dan bila hatinya tak berkenan maka “ cempaka “lah jawabnya. Pada bagian muka di atas surat tarasul ada lukisan seekor naga dan seekor ular lidi. Gambar ini merupakan simbol percintaan antara pemuda dan pemudi. Naga simbol pemuda dan ular lidi simbol pemudi. 
Contoh pantun tarasul, seperti ini :

Dengan babal si hina tani
Datang ka arapan kumala ingsani
Tunduk menghadap junjungan yang gani
Seraya bermedah di bawah ini

Wahai kumala ratna cumarna
Muhun diampuni tani yang hina
Menguraikan warta sedikit rencana
Muga disudikan penarimaan yang sempurna

Surat tarasul ini sebelum dikirim pada alamatnya terlebih dahulu di ukup dengan dupa kemenyan serta diberi harum-haruman berupa minyak wangi. Setelah itu digulung dan diikat dengan benang emas atau benang sutra. Biasanya penulis ini memakai nama samaran, kecuali sipengantar surat yang akan memberitahukan nama aslinya kepada yang dituju. *** 

III. Ragam Pantun Banjar Sebagai Lirik Lagu atau Nyanyian
Pantun Banjar sebagai hasil Sastra Banjar merupakan cermin masyarakat Banjar. Lirik- lirik yang tersusun dalam Pantun banjar tampak terlihat alam budaya masyarakat Banjar. Pantun Banjar masih bertahan hidup dalam masyarakat banjar terutama lirik pantun merupakan lirik lagu – lagu banjar . Lirik – lirik pada Pantun Banjar sebagai Lirik lagu ada yang unik. Sebab ada suku kata yang tidak sama jumlah pada baris – barisnya dan ada lirik atau barisnya yang diulang atau penggalan lirik merupakan pengulangan untuk mematut irama sehingga menimbulkan harmonisasi dalam jalinan lagu tersebut. 

( Pada lagu Gandut Janiah )

Aku tahu si sarang warik
Sarang warik di pinggir hutan
Aku tahu si urang sarik
Urang sarik baparangutan

IV. Ragam Pantun Banjar Sebagai Pengiring Tarian Lagu
Pantun yang mengiringi tarian Banjar umumnya berupa Pantun Urang Anum yaitu pantun percintaan muda-mudi atau Pantun Nasib. Beberapa lagu pantun Banjar sebagai pengiring tarian Banjar, antara lain :

 ( Pada Tari Tirik kuala)

Pucuk pisang daunnya layu
Kamana jua maambunakan
Kuhadang hadang kadada lalu
Kamana jua manakunakan

V. Ragam Pantun Wayahini
Di dalam masyarakat sekarang ini terutama di kaula muda Tanah Banjar, pantun mendapat perkembangan berupa Pantun Modern, bahasa Banjarnya Pantun Wayahini. Terkadang bahasanya terpengaruh bahasa gaul.
Iwak karing ditanggung kucing
Kucing disipak tapulanting
Biar ulun duitnya karing
Tapi ulun tatap i love u darling.

 Mayang pinang taandak tinggi
Naik tangga bapingkutan pagar
Kada gampang handak babini
Mun kadada duit 10 M paraya jar

 Banjarbaru, 20 Juni 2014
 Catatan : “Melirik Pantun Banjar “ ini akan diterbitkan dengan dilengkapi 1000 pantun Banjar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar